Find Us OIn Facebook


SAMARINDA, tribunkaltim.co.id- Komandan Kodim (Dandim) 0901 Samarinda Letkol. Kav. Dody Muhtar Taufik membuka Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Ukhuwah Al-Fatah Rescue di Lapangan Tembak Korem 091/ASN, Tanah Merah, Samarinda Utara (29/3).

Dalam arahan sebagai inspektur upacara, Dody mememinta peserta Diklatsar dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan sebaik-baiknya. "Setelah terbentuk tim, Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) hendaklah menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh instansi dan LSM penanggulangan bencana yang lain agar dapat membantu manusia lain dengan lebih optimal", jelasnya.

Menurut ketua tim penyelenggara Chairul Anam (62), kegiatan  di dukung penuh oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, MINA (Mi'raj Islamic News Agency), KANSAR Kota Balikpapan, Pemerintah Kota Samarinda, Korem 091/Aji Suryanata Kesuma, Kodim 0901 Samarinda dan Universitas Mulawarman diikuti oleh 33 orang berlangsung selama empat hari, mulai 28 sampai 31 Maret 2014. "Pelatih diklatsar berasal dari UAR pusat yang bermarkas di Bogor, KANSAR Balikpapan, BPBD Kota Samarinda, dan Kodim 0901 Samarinda", ujarnya.

Choirul Anam melanjutkan, UAR ini adalah cabang UAR Pusat yang bermarkas di Bogor, Jawa Barat.  "Insya Allah, Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) Wilayah Kalimanatan Timur ini akan bermarkas di Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Samarinda, Jalan Sukses (Perjuangan-Gerilya) No 37 RT 38 Kel. Mugirejo", tambahnya.

Sementara Ketua UAR pusat, Bustamin Utje,  berpendapat diklatsar kali ini baru tingkat dasar atau basic, Adapun materi yang diberikan antara lain baris berbaris, Prajala Rescue, Medical Rescue, Fire Rescue, Vertical Rescue, sistem manajemen, pemetaan dan navigasi, menyeberang sungai, tali temali dan sebagainya. "Setelah basic, selanjutnya ada tingkat terampil 1, terampil 2 dan terampil 3 serta mahir 1, mahir 2 dan mahir 3" jelasnya.

Bustamin juga mengungkapkan, Ukhuwah Al-Fatah Rescue sudah sering mengirimkan tim relawan dan tenaga medis seperti dokter umum ke berbagai daerah yang mengalami bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus. "Diklatsar ini dimaksudkan untuk menyiapkan relawan yang mampu menangani bencana secara terpadu baik sebelum, masa tanggap bencana hingga sesudah bencana", jelasnya.

"Tahun 2004, pasca musibah tsunami di Aceh, kami turut mengevakuasi ratusan jenazah korban Tsunami, hingga media massa atau masyarakat setempat memberi julukan kepada kami sebagai `tim pemburu mayat'. Pasca gempa bumi Padang  tahun 2009, Kami mengirim 163 relawan yang ditempatkan di beberapa posko, begitu pun ketika gempa Jogja, dan terakhir membantu korban Gunung Kelud di Kediri, Jatim, semuanya dilakukan dengan koordinasi aparat setempat",  paparnya.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama